de' bhora's blog

tell the world what you want to..

YUNANI DALAM UPAYA PERTAHANANNYA DI TENGAH KRISIS

Dalam keanggotaan Euro Union, Yunani hanya sebuah negara kecil yang menyumbangkan sekitar 2,6 % dari keseluruhan GPD di zona Euro, namun mengapa krisis Yunani ini begitu ditakuti oleh negara lain, khususnya negara-negara di kawasan Euro? Hal tersebut terjadi karena Yunani adalah salah satu anggota Euro Union yang menggunakan mata uang Euro sehingga ketika salah satu negara anggotanya mengalami krisis, dapat diperkirakan negara-negara lainnya yang juga menggunakan mata uang Euro akan terkena efek secara langsung sejalan dengan Domino Effect Theory yang digunakan banyak ekonom untuk menggambarkan penyebaran krisis ekonomi di seluruh dunia.

 

Gambaran Umum Krisis Yunani

Sejak 20 Februari 2010 perhatian dunia disita oleh Yunani, salah satu negara yang posisinya periferal di kawasan Uni Eropa yang dihuni oleh 11 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sebesar US $ 22.000. Ketika diumumkan sebagai negara yang terancam gagal membayar hutang luar negeri, nilai tukar Euro dengan US Dollar dan Yen kian merosot. Jumlah hutang Yunani berkisar € 330 milyar atau setara dengan US $ 387,72. Tidak hanya sampai di situ, keadaan seolah diperparah oleh jatuh tempo hutang Yunani tersebut pada bulan Mei 2010.

Krisis Yunani terjadi karena pengelolaan manajemen moneter, finansial, dan fiskal pemerintah Yunani yang sembrono, seperti yang dikeluhkan Perdana Menteri George Papandreou yang menggantikan pemerintahan sebelumnya.

Selain tumpukan utang, salah satu penyebab krisis yang membelit Yunani adalah defisit. Yunani adalah salah satu negara Eropa dengan defisit tertinggi. Meski demikian, negara tersebut berjanji akan mencicil utangnya agar jumlahnya terus berkurang hingga tiga tahun mendatang. Pada akhir tahun lalu, Papandreou juga telah berencana memotong jumlah defisit yang sebelumnya mencapai 12,7 % dari GDP hingga hanya 2,8 %.
Berita ini kemudian berimplikasi pada penurunan peringkat utang luar negeri Yunani yang diumumkan oleh berbagai lembaga pemeringkat yang berskala dunia. Akibatnya Yunani mengalami krisis kepercayaan dan penurunan kredibilitas di mata internasional. Pada saat itu kemudian terkuak fakta bahwa defisit anggaran Yunani sudah mencapai 12,7 % dari Produk Domestik Bruto (PDB), sementara menurut Kopen Hagen Criteria negara anggota Uni Eropa, defisit anggaran tidak boleh melampaui 3% dari PDB.

Bertentangan dengan Uni Eropa yang menyatakan bahwa Yunani tidak memerlukan bantuan dan perlakuan khusus dari Bank Sentral Eropa, ekonom Joseph E. Stiglitz justru berpendapat bahwa bila Yunani tidak dibantu, nilai tukar Euro dan perekonomian Eropa akan semakin buruk.

Bantuan yang diberikan Euro-zone dan IMF mengindikasikan krisis Yunani bukan persoalan sederhana, meskipun Yunani merupakan anggota Uni Eropa yang posisinya periferal. Artinya sekecil apa pun potensi krisis dalam konteks regionalisme dapat beresiko sistemik secara regional mau pun global, sehingga penanganan yang proporsional yang saat ini dilakukan Euro-zone dan IMF memperoleh apresiasi positif, meskipun dalam tiga tahun kedepan krisis Yunani belum tentu terselesaikan.

 

ADAKAH DAMPAK KRISIS YUNANI BAGI INDONESIA?

Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia turt merasakan dampak dari krisis yang melanda Eropa belakangan ini. Salah satu faktanya adalah dilihat dari merosotnya perdagangan antara Indonesia dan Yunani.

Meskipun duta besar Indonesia untuk Yunani menyatakan bahwa hubungan bilateral Indonesia-Yunani tidak banyak dalam hal ekonomi, namun setidaknya ada penurunan volume dagang anatar keduanya. Di tahun 2008 volume dagang Indonesia-Yunani mencapai 267 juta (dolar), di tahun 2009 menjadi 228 juta, dan tahun 2010 menurun drastis menjadi 164 juta.

Indonesia mengekspor minyak tanaman, produk kertas, sepatu, ban mobil, baterai dan tekstil. Sementara dari Yunani, Indonesia mengimpor antara lain bubuk kertas, dan minyak zaitun.

 

PANDANGAN PENULIS TERHADAP KRISIS YUNANI

Krisis Yunani yang menjadi momok bagi dunia belakangan ini disebut-sebut sebagai hasil dari pemerintahan yang sembrono. Hal tersebut tidaklah berlebihan karena suatu fakta menyebutkan bahwa krisis fiskal di Yunani merupakan akumulasi dari defisit anggarannya yang terus-menerus terjadi rata-rata sebesar 6% dari PDB, selama 30 tahun terakhir.

Rasanya agak janggal bila defisit anggaran di suatu negara tidak kunjung dibenahi selama beberapa waktu, apalagi mencapai tiga puluh tahun! Sungguh angka yang cukup fantastis, bukan? Parahnya lagi, dalam hal ini defisit Yunani dua kali lipat lebih besar dari ketentuan UE (Uni Eropa) yang besarnya adalah 3%.

Pada akhirnya belakangan ini pemerintah Yunani menyatakan bahwa Yunani berusaha mengurangi defisit anggara tahun ini hingga empat persen, dengan catatan jika mendapat dukungan 50-60% penduduk.

Kenyataannya reaksi masyarakat Yunani jelas menunjukkan penolakan terhadap upaya pemerintah mengurangi defisit anggaran melalui sanering terhadap gaji pegawai negeri, pemangkasan anggaran militer, penundaan dana pensiun, dan peningkatan beberapa jenis pajak.

Meskipun pemerintah mengatasnamakan ‘peningkatan cadangan devisa negara’ sebagai alasan untuk melakukan kebijakan-kebijakan tersebut, masyarakat tidak menghentikan aksi demo dan mogok massal ratusan pekerja dan pegawai pemerintah, bahkan yang paling parah hingga menyebabkan tiga korban jiwa akibat ledakan di Bank Marfin, Athena.

Melihat kondisi ekonomi Yunani yang saat ini benar-benar lumpuh, sudah selayaknya masyarakat mendukung penuh kebijakan pemerintah. Tanpa ada upaya perbaikan, kondisi Yunani akan memburuk, bahkan ekstrimnya akan mengalami kebangkrutan. Sudikah masyarakat Yunani menuai kebangkrutan? Sederhananya, kebijakan pemerintah mungkin memang terasa kurang menyenangkan —sebut saja salah satunya melambungnya harga-harga— namun dukungan dan sikap kooperatif dari masyarakat sangat dibutuhkan oleh pemerintah Yunani. Jadi demonstrasi rasanya bukan hal yang bijak dalam menanggapi kebijakan pemerintah.

Dukungan lain yang juga dibutuhkan oleh Yunani adalah dukungan politik dari negara-negara lain sehingga dengan demikian Yunani dapat mendapatkan kepercayaan dari investor untuk menjadikan Yunani sebagai peluang investasi yang menarik. Di sisi lain, Der Spiegel, majalah berita terkemuka Jerman, melaporkan bahwa kementrian keuangan Jerman telah menyusun draf agar Yunani bisa memperoleh bantuan dari negara-negara eurozone (negara-negara yang memakai mata uang euro) total sebesar 25 miliar euro (sekitar Rp 317 triliun). Tiap negara akan memberi bantuan sesuai besarnya modal mereka di Bank Sentral Eropa.

Hal lain yang rasanya juga dapat membantu Yunani dalam meningkatkan sumber devisanya adalah melalui sektor wisatanya. Kita tentu tidak lupa bahwa Yunani merupakan negara dengan sejuta pesona sejarah dan keunikan infrastruktur di setiap objek wisatanya. Hal ini belum pudar sebagai daya pikat turis untuk mengunjungi Yunani. Dengan penduduk 11 juta sampai sekarang pun Yunani berhasil mendatangkan 15 juta turis per tahunnya.

 

Semoga Yunani dapat bangkit dari keterpurukannya dan kembali menjadi negara yang pekat akan daya pikat investasi.

 

 

 

Referensi:

http://hiunair.com/news/krisis-yunani-pelajaran-buat-regionalisme-asean

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/dampak-krisis-yunani-terhadap-indonesia

http://diplomatmudahiuinsyarifhidayatullah.blogspot.com/2010/11/krisis-keuangan-yunani-penyebab-dan.html

http://metronews.fajar.co.id/read/83180/33/index.php

1 Komentar »

Macam – Macam Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Kali ini saya akan membahas mengenai dua macam penalaran, induktif dan deduktif.

Dalam metode induksi penulis harus mengumpulkan data dan fakta yang terkait untuk membuat sutu kesimpulan, sedangkan dengan metode deduktif penulis hanya perlu suatu proporsi umum atau proporsi yang mampu mengidentifikasi suatu peristiwa khusus secara berkaitan dengan proporsi umum.

A. Silogisme Kategorial

Silogisme adalah bentuk penalaran yang berusaha menghubungkan dua proporsi (premis) yang berlainan menjadi kesimpulan yang merupakan proporsi ketiga. Silogisme kategorial dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian.

A=B ; B=C maka A=C

B. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis atau pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesa.

Jika P maka Q.

C. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif biasa disebut dengan silogisme disjungtif karena proporsi mayornya merupakan sebuah proporsi alternatif (proporsi yang mengandung kemungkinan / pilihan), sebaliknya proporsi minornya adalah proporsi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.

D. Entimem

Entimem adalah penalaran deduksi secara langsung atau silogisme yang diperpendek. Setiap premis muncul satu kali dalam kesimpulan.

Contoh:

Premis mayor: Siapapun yang dipilih mengikuti olimpiade adalah murid teladan

Premis minor: Susi terpilih untuk mengikuti olimpiade

Konklusi: Susi adalah seorangt murid teladan.

Entimemnya: Susi adalah seorang murid teladan karena ia terpilih untuk mengikuti olimpiade.

E. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena itu (khusus ke umum).

F. Hipotesis dan Teori

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Manfaat hipotesis adalah memberi batasan dan memperkecil jangkauan penelitian, sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta, dan memfokuskan fakta yang tercerai-berai ke dalam kesatuan penting dan menyeluruh.

Teori adalah serangkaian bagian, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena. Teori juga berarto hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.

G. Analogi

Analogi adalah perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.

Ada dua analogi, yaitu:

1.     Analogi induktif (khusus ke umum)

Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari, maka Tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

2.    Analogi deklaratif (umum ke khusus)

Untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warganya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

H. Hubungan Kausal

Hubungan kausal merupakan penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan sebab-akibat. Sebab ( gagasan penjelasan) merupakan hal yang menjadika timbulnya sesuatu dan akibat ( gagasan pokok) adalah sesuatu yang merupakan hasil dari suatu peristiwa

I. Induksi dalam Metode Eksposisi

Eksposisi adalah jenis pengembangan dalam penulisan paragraf yang ditulis dengan tujuan menjelaskan atau memberikan informasi dengan gaya penulisan yang singkat, padat, dan akurat

Referensi:

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran#Metode_induktif

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran#Metode_deduktif

Tinggalkan komentar »